 
				Masyarakat diminta oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk berhati-hati dengan modus penipuan BTS palsu, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri, ketika banyak pesan promosi dikirim melalui WhatsApp dan SMS.
Menurut Wakil Kepala BSSN Komjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, masyarakat harus memeriksa setiap pesan yang masuk untuk memastikan apakah pengirimnya asli atau tidak.
Karena modus penipuan palsu BTS dikatakan sangat canggih karena dia dapat menyembunyikan diri sehingga korbannya tidak menyadari bahwa pesan tersebut dapat menghabiskan uang.
"Karena dia menggunakan nomor-nomor HP dan domain-domain yang valid," jelas Albertus dalam konferensi pers Fake BTS di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Untuk mencegah terjebak dalam penipuan BTS palsu, BSSN menyarankan hal-hal dasar seperti berpikir sebelum mengklik atau mempertimbangkan sebelum mengakses situs web.
Dalam langkah pertama, orang dapat melihat link atau URL yang dikirimkan dalam pesan. Penipu biasanya mengubah nama mereka dengan menambahkan huruf atau angka ke link.
Misalnya, bank KLM akan menambahkan "I" di bagian HTTPS menjadi "KLMI" sampai korban mengira pesan tersebut dikirim oleh otoritas resmi.
Mereka yang tidak teliti akan mengklik link tersebut langsung. Selain itu, modus ini menghubungkan perangkat korban ke sebuah server yang memiliki tampilan yang mirip dengan situs web bank yang bersangkutan ketika tombol diklik.
"Nah kemudian yang kedua adalah to good to be true, terlalu bagus untuk dipercayainya," kata dia.
Pelaku biasanya menjanjikan iming-iming yang tidak realistis. Dalam kebanyakan kasus, itu terdiri dari ribuan poin yang dapat ditukarkan dengan uang. Korban akan dibawa ke halaman berikutnya setelah dia menyetujui, di mana data pribadi atau kredensial akan dicuri.
Pada titik ini, pelaku akan meminta nomor kartu kredit atau ATM korban dan kemudian meminta tiga huruf di belakangnya.
"Nah pada saat itu sudah dikuasai oleh pelaku, bahkan kartu dari korban bisa digunakan oleh orang yang tidak berhak." pungkasnya.
Source : cnbcindonesia.com
Image : redgreystock on Freepik
